Bullying menurut trend zaman sekarang bisa diartikan sebagai perlakuan semena semena dari seseorang ke orang yang lain yang dapat menyebabkan korbannya terasa direndahkan. Belakangan ini ada beberapa kasus bullying yang mengenaskan dan membuat heboh. Kasus ini dapat berakibat korban bullying yang merasa minder, pesimis, trauma, dan yang lebih mengerikan adalah percobaan bunuh diri. Para pelakunya pun mendapat sanksi tegas, contohnya yang paling sering ialah bullying pada teman sekolah yang mendapat sanksi yang tegas seperti pelakunya dikeluarkan dari sekolah.
Begitu banyak hal negatif dan merugikan yang bisa didapatkan dari kejadian bullying ini, selain bahwa orang tua harus cerdas untuk menjadi pendidik dan dapat bersahabat baik dengan anaknya. Tapi sadarkah orangtua ? Kadang anda sendirilah yang turut berperan menciptakan perilaku bullying pada anak anda sendiri. Loh kok bisa? Tentu semuanya bisa-bisa saja. Umumnya, anak akan mengimitasi (meniru) sikap dan perilaku- perilaku yang si anak saksikan dari orangtuanya, bak buah jatuh tak jauh dari pohonnya. Kendati pun demikian, kita juga tak boleh mengabaikan tentang pengaruh lingkungan dan pergaulan si anak. Namun orang tua juga yang sejatinya merasakan pahitnya untuk mempertanggungjawabkan perbuatan anak jika anak melakukan sesuatu seperti perilaku bullying dan sebagainya.
Dalam kehidupan sehari- hari, para orangtua justru kadang melakukan bullying terhadap anaknya. Seperti apa saja itu ? Mari kita simak pernyataan di bawah ini.
1.Mengungkit- ungkit Kesalahan Kecil Anak
Dalam sebuah pernyataan, Seto Mulyadi (Kak Seto) mengungkapkan bahwa:
"Bullying sudah dilazimkan terjadi di Indonesia. Tanpa sadar bahkan kadang orang tua sendiri yang melakukannya terhadap anak mereka. Misalnya dengan mengungkit-ungkit kesalahan kecil yang dibuat anak tanpa memperhatikan kelebihannya".
Kasus ini sudah sangat umum terjadi pada orangtua dan anaknya. Orangtua hanya menyebut dan memperhatikan kesalahan kesalahan anak yang bahkan bisa dibilang sangat kecil dibandingkan dengan kelebihan dan kebaikan si anak. Dalam hal ini, orangtua justru lupa untuk membantu 'meluruskan' anak. Dan malah mengkritiknya dengan alasan yang seperti di-ada adakan.
2. Membandingkan Anak Dengan Anak Orang
"Coba kamu lihat si Ardi tuh, dia dapet ranking 1, kamu ? Sepuluh besar aja gak dapet !"
Begitu banyak hal negatif dan merugikan yang bisa didapatkan dari kejadian bullying ini, selain bahwa orang tua harus cerdas untuk menjadi pendidik dan dapat bersahabat baik dengan anaknya. Tapi sadarkah orangtua ? Kadang anda sendirilah yang turut berperan menciptakan perilaku bullying pada anak anda sendiri. Loh kok bisa? Tentu semuanya bisa-bisa saja. Umumnya, anak akan mengimitasi (meniru) sikap dan perilaku- perilaku yang si anak saksikan dari orangtuanya, bak buah jatuh tak jauh dari pohonnya. Kendati pun demikian, kita juga tak boleh mengabaikan tentang pengaruh lingkungan dan pergaulan si anak. Namun orang tua juga yang sejatinya merasakan pahitnya untuk mempertanggungjawabkan perbuatan anak jika anak melakukan sesuatu seperti perilaku bullying dan sebagainya.
Dalam kehidupan sehari- hari, para orangtua justru kadang melakukan bullying terhadap anaknya. Seperti apa saja itu ? Mari kita simak pernyataan di bawah ini.
1.Mengungkit- ungkit Kesalahan Kecil Anak
Dalam sebuah pernyataan, Seto Mulyadi (Kak Seto) mengungkapkan bahwa:
"Bullying sudah dilazimkan terjadi di Indonesia. Tanpa sadar bahkan kadang orang tua sendiri yang melakukannya terhadap anak mereka. Misalnya dengan mengungkit-ungkit kesalahan kecil yang dibuat anak tanpa memperhatikan kelebihannya".
Kasus ini sudah sangat umum terjadi pada orangtua dan anaknya. Orangtua hanya menyebut dan memperhatikan kesalahan kesalahan anak yang bahkan bisa dibilang sangat kecil dibandingkan dengan kelebihan dan kebaikan si anak. Dalam hal ini, orangtua justru lupa untuk membantu 'meluruskan' anak. Dan malah mengkritiknya dengan alasan yang seperti di-ada adakan.
2. Membandingkan Anak Dengan Anak Orang
"Coba kamu lihat si Ardi tuh, dia dapet ranking 1, kamu ? Sepuluh besar aja gak dapet !"
Membanding- bandingkan anak adalah contoh perilaku bullying yang sering dilakukan. Tapi tahukah anda ? Ternyata bagian itulah tindakan yang kejam? Mungkin anak anda akan berpikir, "Sebenarnya aku anak ibu/ayah bukan sih?" . Namun kebanyakan orangtua terus mengabaikan hal ini dan tak berpikir bahwa anaknya berpikiran seperti itu. Mereka memang berdalih untuk menjadikan anaknya lebih baik, namun tanpa sadar mereka justru melukai psikis anaknya.
3. Menentukan Sesuatu Tanpa Membicarakannya Pada Anak Terlebih Dahulu.
Perilaku seperti ini, sebut saja meksakan kehendak ialah salah satu perilaku bullying yang bersembunyi dibalik kata 'rasa kasih sayang'. Contohnya, 'nak pokoknya kamu ikut ekskul futsal aja ya, kamu bisa bermain, belajar, sekaligus berprestasi.' Apa salahnya ? Ini baik juga untuk anak . Tapi pernahkah orang tua berpikir bahwa sebenarnya anak tak ingin belajar di sana dan sudah menentukan pilihannya?. Yang seharusnya dilakukan adalah, berperanlah dengan sebaik-baiknya orang tua. Jalinlah hubungan persahabatan, dan jangan tanyakan apapun yang menyinggung si anak, seperti, "Besar nggak nilai ulangan tadi ? Berapa ?". Tapi tanyakanlah tentang kegiatan si anak di sekolah, bagaimana waktu istirahatnya? Tanyakanlah juga tentang teman-teman sekolahnya. Biasanya anak akan menjelaskan segala sesuatu di sekolah bahkan saat orangtuanya tidak menanyakan hal tersebut.
4. Mengumpati Dengan Kata Kasar
Semarah - marah apapun orangtua terhadap anaknya, ia tak boleh memberikan umpatan kata yang tidak baik, Seperti goblok, macam macam hewan dan sebagainya. Karena tentu ini berpengaruh pada anak, pengaruhnya yaitu psikis anak bisa terganggu dan anak berpotensi melakukan hal sama yang orang tuanya lakukan pada dirinya kepada temannya.
Setiap orang tua pasti menginginkan yang terbaik untuk anaknya, tapi terkadang anak tidak berbahagia dengan keputusan orang tuanya. Karena anak seperti dikontrol dan melakukan apa yang orangtua maukan.
'Kau menyuruhnya untuk terbang, namun kau malah memotong sayapnya'
Jadi, sebenarnya apa yang harusnya dilakukan orang tua? Bagaimana kalau anaknya tidak diperlakukan seperti itu malah membandel ? Jadi, yang harus orang tua adalah menjadi sahabat baik anaknya, karena anak pun akan lebih terbuka pada orangtua seperti ini. Karena dianggapnya mampu untuk memahami perasaan dirinya. Saat anda bersahabat dengan anak. Nasehatilah mereka dan buatlah argumen penganalogian yang paling masuk akal, seperti saat anak membantah perintah ibunya dengan marah marah: katakan ' jika kamu ingin memarahi ibumu maka kamu harus merasakan sembilan bulan mengandung, dua jam melahirkan dengan kesakitan luar biasa, bukan hanya itu, kamu juga harus bangun tengah malam karena dulu ibumu juga bangun karena kamu menangis ! Jadi, kamu harus merasakan hal sama seperti ibumu jika kamu mau melawannya ! ".
Dengan argumen seperti itu, anak akan terdiam. Jika dia akan mengulanginya, dia akan teringat argumen tersebut. Dengan begitu masalah selesai.
3. Menentukan Sesuatu Tanpa Membicarakannya Pada Anak Terlebih Dahulu.
Perilaku seperti ini, sebut saja meksakan kehendak ialah salah satu perilaku bullying yang bersembunyi dibalik kata 'rasa kasih sayang'. Contohnya, 'nak pokoknya kamu ikut ekskul futsal aja ya, kamu bisa bermain, belajar, sekaligus berprestasi.' Apa salahnya ? Ini baik juga untuk anak . Tapi pernahkah orang tua berpikir bahwa sebenarnya anak tak ingin belajar di sana dan sudah menentukan pilihannya?. Yang seharusnya dilakukan adalah, berperanlah dengan sebaik-baiknya orang tua. Jalinlah hubungan persahabatan, dan jangan tanyakan apapun yang menyinggung si anak, seperti, "Besar nggak nilai ulangan tadi ? Berapa ?". Tapi tanyakanlah tentang kegiatan si anak di sekolah, bagaimana waktu istirahatnya? Tanyakanlah juga tentang teman-teman sekolahnya. Biasanya anak akan menjelaskan segala sesuatu di sekolah bahkan saat orangtuanya tidak menanyakan hal tersebut.
4. Mengumpati Dengan Kata Kasar
Semarah - marah apapun orangtua terhadap anaknya, ia tak boleh memberikan umpatan kata yang tidak baik, Seperti goblok, macam macam hewan dan sebagainya. Karena tentu ini berpengaruh pada anak, pengaruhnya yaitu psikis anak bisa terganggu dan anak berpotensi melakukan hal sama yang orang tuanya lakukan pada dirinya kepada temannya.
Setiap orang tua pasti menginginkan yang terbaik untuk anaknya, tapi terkadang anak tidak berbahagia dengan keputusan orang tuanya. Karena anak seperti dikontrol dan melakukan apa yang orangtua maukan.
'Kau menyuruhnya untuk terbang, namun kau malah memotong sayapnya'
Jadi, sebenarnya apa yang harusnya dilakukan orang tua? Bagaimana kalau anaknya tidak diperlakukan seperti itu malah membandel ? Jadi, yang harus orang tua adalah menjadi sahabat baik anaknya, karena anak pun akan lebih terbuka pada orangtua seperti ini. Karena dianggapnya mampu untuk memahami perasaan dirinya. Saat anda bersahabat dengan anak. Nasehatilah mereka dan buatlah argumen penganalogian yang paling masuk akal, seperti saat anak membantah perintah ibunya dengan marah marah: katakan ' jika kamu ingin memarahi ibumu maka kamu harus merasakan sembilan bulan mengandung, dua jam melahirkan dengan kesakitan luar biasa, bukan hanya itu, kamu juga harus bangun tengah malam karena dulu ibumu juga bangun karena kamu menangis ! Jadi, kamu harus merasakan hal sama seperti ibumu jika kamu mau melawannya ! ".
Dengan argumen seperti itu, anak akan terdiam. Jika dia akan mengulanginya, dia akan teringat argumen tersebut. Dengan begitu masalah selesai.
Share jika konten ini bermanfaat !
1 Komentar untuk "Pentingnya Kesadaran Terhadap Dampak Bullying pada Anak"
Terkadang orang tua tidak peduli akan hal ini
Peraturan berkomentar:
» Berkomentarlah dengan bijak
» Jangan meninggalkan spam, promosi dan link aktif. Jika memaksa, link tak boleh aktif (titik diganti dengan koma). Contoh masrenoblog,blogspot,com