-->
yrDJooVjUUVjPPmgydgdYJNMEAXQXw13gYAIRnOQ

Postingan Populer

Bookmark

Lika-Liku Kisah Salazar Dan Portugal

Diktator: Antonio de Oliveira Salazar
Referensi: Kisah Para Diktator (Jules A)
        



     Salazar lahir pada 28 April 1889 dari keluarga hemat dan petani pekerja keras. Salazar lebih senang menekuni buku-buku atau berjalan dengan anjingnya daripada bermain dengan teman sebayanya. Ketika usianya 11 tahun, ia meninggalkan sekolah desanya untuk mendapatkan kesempatan sekolah yang lebih tinggi, seminar di Viseau. Ia berhasil membuktikan kecemerlangannya, yang menyebabkan ia memperoleh beasiswa di Universitas Coimbra pada tahun 1920. Ketika kaum militer melancarkan revolusi menghancurkan Raja Manuel dan menjadikan Portugal sebagai negara Republik. Mahasiswa berpesta pora, membakari potret potret Raja Manuel. Di tengah hiruk pikuk itu, Salazar masih tetap belajar dengan tekun.
        Sebelas tahun berikutnya, Portugal mengalami kekacauan politik. Tak kurang dari 24 revolusi yang mengatasnamakan demokrasi, 158 pemogokan umum, 44 kali berganti pemerintahan. Salazar merasa sangat muak dengan banyaknya kerusuhan di Portugal.
Tahun 1904, ia lulus dalam spesialisasi ekonomi dan keuangan dengan langsung menjadi tenaga pengajar di Universitas Coimbra. 4 tahun kemudian, ia diangkat menjadi guru besar dalam ilmu ekonomi. Pribadinya demikian pemalu dan asing. Mahasiswa memberinya julukan 'manusia es'. Jika seorang mahasiswa berusaha menjabat tangannya selesai kuliah, Salazar akan berbalik dan menatapnya tajam tanpa sama sekali mengulurkan tangan, tentu saja itu membuat mahasiswa cepat-cepat pergi dan panik. Hidup seperti petapa, sangat sederhana. Ia terbiasa merencanakan apa yang akan dilakukannya setiap hari hingga setiap menitnya.
      Tulisan dan kuliah kuliahnya tentang masalah ekonomi politik berhasil menarik perhatian nasional. Pemerintah menuduhnya mengajarkan "Propaganda kaum monarkis". Namun, ia berhasil bebas dalam naik banding di MA Portugal. 2 tahun kemudian ia berhasil terpilih menjadi salas satu dari 3 wakil Katolik di Parlemen. Di tahun 1926, Manuel da Costa meminta Salazar, putra bangsa Portugal yang jujur, konservatif dan ekonom cemerlang menjadi Menteri Keuangan dalam pemerintahannya. Dalam kerjanya, Salazar menuntut satu rencana penghematan yang membutuhkan pengorbanan berat bagi rakyat. Takut akan terjadi revolusi, da Costa menolak rencana itu. Dengan tenang Salazar kembali ke Universitas. Tetapi, kekacauan keuangan negara mendekati titik puncaknya. 2 tahun kemudian, Salazar (dengan syarat bahwa kekuasaan dan kendali berada penuh ditangannya) datang ke Lisabon selaku pusat pemerintahan Portugal untuk mengontrol mesin birokrasi.
       Ia berhasil memperbaiki stabilitas ekonomi Portugal. Tanggal 5 Juli 1932, sebagai hadiah keberhasilannya, Salazar menjadi Perdana Menteri. Ia mewarisi sisa keburukan yang bertumpuk selama berabad abad. Industri yang merangkak, jalanan rusak, tentara yang mirip gerombolan perusuh, koloni yang hampir lepas dari tangannya.
     Keseluruhan dasar baru bangsanya diletakkan dalam satu konstitusi yang disebut Estado Novo (Negara Baru). UUD Portugal ini berisi tentang keadilan sosial dan disiplin otoriter. Anggaran berimbang yang dilancarkan, memaksa negara hidup dalam keadaan sangat hemat. Bagi sebagian besar rakyat, kebijakan itu membuat hidup mereka tambah terhimpit. Tetapi, rakyat tahu benar bahwa setidaknya Salazar menjalankan apa yang dicita-citakan itu dalam kehidupan sehari-hari.
    Seperti halnya negeri kecil Indah yang diperintahnya, kediktatoran Portugal adalah satu gambaran paradoks. Bangunan istana- istana kecil dan katedral megah, kota kota dalam warna abad pertengahan, kincir angin yang selalu setia berputar dan menyuit. Reruntuhan sisa sisa kejayaan Roma, dusun-dusun dengan sungai jernih dan perahu model Poenilicia, gembala-gembala berpakaian kulit kambing. Tong-tong anggur, bukit-bukit permai, merah dari pantulan semak-semak lembayung muda yang bergoyang manakala angin bertiup, pantai berpasir warna perak. Istana-istana yang dikelilingi tembok batu. Portugal sungguh merupakan impian sebuah daerah kuno abad pertengahan.
         Portugal memang bagaikan sebuah kebun di istana seorang Kaisar, dengan bunga bunga harum, indah dan manis. Malangnya, Portugal tetap satu bumi yang miskin. "Kita akan kaya,'' kata Salazar satu kali, sinis dan ironis, "jika seandainya tiba waktunya nanti di mana batu- batu ini dapat dikapalkan ke luar negeri dan ditukar dengan dolar."
         Hanya sedikit makanan yang dimiliki rakyatnya, tingkat kematian akibat penyakit TBC tertinggi dibanding negara- negara Eropa lainnya. Mereka bekerja sepanjang hari dengan upah yang sama dengan sejam di negara- negara Scandinavia.
         Di daerah utara, tanah- tanah pertanian yang digarap begitu sempitnya hingga keluarga yang tinggal di daerah itu hanya dapat sekedar bertahan agar tidak mati kelaparan. Terbiasa menderita kemiskinan selama berabad- abad, sebagian rakyat menerima nasibnya dengan baik. Dan sesekali mencoba melupakan nasib malang yang dideritanya dengan sikap hidup hedonis.
       Jadinya banyak pemandang yang kontras yang terjadi di mana mana, seperti hotel mewah di tengah perkampungan kumuh, sedan dan keledai pengangkut barang berjalan berdampingan, Sekolah dan universitas bau di tengah rakyat yang buta huruf. Itulah Portugal milik Salazar.
      Sedangkan Salazar sendiri hidup di rumah tiga kamar, membeli batubara untuk memasak dan tungku pemanas ruangannya sendiri. Sikap hidupnya yang kikir memang menjadi lelucon nasional. Restoran-restoran menawarkan "ikan panggang Salazar" -sepotong ikan dengan beberapa kentang rebus. Menurut cerita, pakaian yang dikenakannya tak pernah bersaku atau kantong hingga ia tak mungkin dimintai uangnya. Lelucon lainnya adalah karikatur yang menggambarkan seorang menterinya berlari di belakang bus umum dan tidak naik di dalamnya. Di belakangnya Salazar berteriak , "Lari di belakang taksi dan kita akan menghemat lebih banyak."
       Rakyat Portugal memandangnya sebagai teladan yang sempurna dari kesucian watak piribadi, seorang yang tidak pernah merokok, mabuk-mabukan, berkata terlalu banyak, bangga terhadap diri sendiri atau tergoda oleh uang. Dan Salazar tak pernah menikah. Demi memerangi kesepiannya, Salazar mengangkat dua anak gadis. Ketika salah seorang terkena demam panas, Salazar dengan setia menungguinya siang-malam.
     Gerak-geriknya ke arah demokrasi memberanikan beberapa ribu orang Portugal menandatangani petisi mendesak pemilu. Bagaimanapun, untuk mendapatkan penghargaan di lingkungan negara NATO, di mana Portugal menjadi salah seorang anggotanya, ia mengumumkan akan mengadakan pemilu. Namun, setelah mengamati penentang pentang politiknya mengancam, Salazar mengancamnya sebagai musuh rakyat dan menarik mundur pencalonannya. Taktik ini diulang kembali di tahun 1951. Setiap kali pemilu, presiden bonekanya menang dengan mudah.
       Salazar berusaha menegakkan bendera kolonial Portugal. Tanpa daerah-daerah jajahan, simbol kebesaran Portugal sebagai kekuatan militer hanya mirip seperti rumah miskinnya. Ia juga akan kehilangan barang seperti gula, minyak nabati, kopi dan sisa ⅛ dari nilai impor dan ¼ dari nilai ekspornya.
     Tetapi desakan datang dari Dewan Keamanan PBB yang menuntut Salazar menerangkan mengapa koloni-koloni Portugal menekan upah buruh dan menolak hak-hak politik penduduk asli, melupakan pendidikan bagi mereka untuk memerintah serta menahan dan menyiksa kelompok mayoritas demi minoritas. Dengan marah besar Salazar menjawab bahwa itu bukan urusan PBB, karena koloni Portugal hanyalah "Propinsi seberang lautan" Portugal. Dinyatakannya,  demi hubungan rasial, pemerintah melarang prasangka dan segregasi di daerah koloni.  Seperti apa yang dikatakannya ,"Tuhan menciptakan manusia berkulit hitam dan putih, tetapi Portugal menciptakan Mulatto." Mulatto adalah peranakan campuran kulit hitam dan kulit putih.
        Akhir tahun 60an, lebih dari 100.000 demonstrasi warga Portugal di Lisabon mendukung Salazar. Namun ada oposisi mengejutkan dari seberang lautan, sementara itu kaum nasionalis hitam di Angola mulai berontak. Revolusi yang dilancarkan mereka kelewat kejam. Tahun-tahun itu memang ditandai saat-saat keruntuhan kekaisaran Portugal. Tahun 1962, beberapa ketidakpuasan dengan kediktatoran akhirnya memuncak dan meletup ke permukaan. Lebih dari ribuan mahasiswa menentang tindakan Salazar yang menghapuskan kebebasan bicara di kampus. Tetapi sikap yang merata di kalangan mayoritas tetap menerima kekuasaan Salazar dengan memandangnya secara filosofis. "Apa pun yang terjadi setelah masa Salazar malah akan menjadikan keadaan yang jauh lebih buruk," kata seorang pedagang Lisabon. "Negara ini akan tenggelam ke dalam kekacauan. Yang akan memberikan kesempatan, yang telah lama ditunggu-tunggu, kepada Franco untuk menelan kami dengan alasan menyelamatkan Portugal dari cengkeraman komunisme."
       Meski Salazar tak memberikan demokrasi dan kemerdekaan pada rakyatnya. Namun ia mampu menstabilkan negara dan memberikan perkembangan bagi kehidupan mereka. Rakyatnya pun menghormatinya karena kehidupan sederhana dan sikap menolaknya untuk mengambil keuntungan finansial dari kedudukannya. "Sebelum saya melepaskan jabatan," katanya, "Saya akan mengeluarkan isi kantong dan membersihkannya. Saya tidak akan mengambil apa pun walau debu sekalipun."
    
Share jika bermanfaat atau menarik !
1 comment

1 comment

Peraturan berkomentar:
» Berkomentarlah dengan bijak
» Jangan meninggalkan spam, promosi dan link aktif. Jika memaksa, link tak boleh aktif (titik diganti dengan koma). Contoh masrenoblog,blogspot,com
  • Seizan Kusaan
    Seizan Kusaan
    September 5, 2023 at 2:06 AM
    Ngomongin Salazar jd keinget Salazar Slytherin dari Harry Potter :)
    Reply